Kerja Sampingan untuk Karyawan




Menjadi seorang karyawan yang bekerja di perusahaan besar dengan posisi yang bagus dan digaji besar tentu merupakan kebanggaan tersendiri. Ini adalah impian banyak orang karena memiliki penghasilan rutin tiap bulan, jadwal kerja yang teratur dan mendapat jaminan kesehatan dari perusahaan.

Selain ada keuntungan seperti diatas, ada juga resiko yang harus dihadapi,  yaitu peluang karir yang terbatas,  resiko dipecat, PHK karena ada situasi ekonomi globlal yag buruk, beban kerja yang bertambah dan jarang menghabiskan waktu bersama keluarga karena lebih banyak waktu di luar karena kota Jakarta yang semakin macet.

Karena itu banyak diantara mereka yang mulai memutuskan untuk memperbaiki keadaan. Mereka mulai berpikir untuk keluar dari zona nyaman dan mulai mencari peluang penghasilan yang lain.

Nah, jika Anda masih berstatus karyawan dan sedang mencari income tambahan ada baiknya mulai mencari kerja sampingan. Tentu saja kerja yang bisa dilakukan tanpa mengganggu pekerjaan utama Anda. Bukan tidak mungkin, usaha sampingan Anda bisa tumbuh besar bahkan bisa jadi penghasilan utama Anda menggantikan kerja Anda di kantor. Banyak kejadian seperti itu, karyawan meninggalkan kantor demi fokus pada bisnis mereka.

Kerja sampingan yang mungkin bisa dilakukan oleh karyawan adalah kerja part time. Pekerjaan yang bisa Anda lakukan after office hour atau setiap akhir pekan saja. Atau Anda juga bisa mencari kerja sampingan yang sifatnya kerja online. Tapi tentu saja, selama status Anda masih karyawan, Anda harus proporsional terhadap waktu kerja Anda dikantor.
Bisnis MLM sebagai kerja sampingan banyak dipilih oleh karyawan. Di era internet ini bisnis MLM bisa dijalankan secara online. Dengan internet proses pemasaran menjadi lebih mudah. Seorang karyawan bisa menjalankan kerja part time MLM online tanpa harus mengganggu pekerjaan utamanya.

Kerja sampingan MLM online ini sangat cocok dijadikan kerja part time, karena MLM biasanya sudah memiliki sistem bisnis yang sudah jelas dan langsung bisa di aplikasikan. Karena itulah bisnis MLM online banyak dipilih karyawan yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan.


Kesabaran Menanam Pohon Bisnis



Membangun bisnis ibaratnya menanam sebatang pohon. Kita rawat, diberi pupuk, disiram, beri perhatian dan kasih sayang agar terus tumbuh besar dan panen raya tiba. Bertahun lamanya penantian itu, untuk sang penanam pohon yang tidak sabar dia akan pergi meninggalkannya. Ketidaksabarannya merawat pohon itu mengalahkan segalanya.

Bagi penanam pohon yang sabar, tidak kenal lelah, tahan cobaan, tekun merawat dan konsisten menjaganya akan terus melakukannya sampai bertahun-tahun dan sampai tiba waktu panen. Luar biasa gembira pasti, penantian dan kerja keras bertahun-tahun terbayar sudah dengan hasil panen yang melimpah.

Dalam berbisnis kita tidak akan mendapatkan hasil kerja saat itu juga. Seperti dalam bercocok tanam, ada musim menanam, musim merawat dan musim panen. Tumbuhan padi butuh waktu 6 bulan untuk bisa dipanen. Berbeda dengan buah apel jika ditanam dari biji butuh waktu 5 tahun agar bisa dipanen.

Jadi, jangan mengharapkan keuntungan saat itu juga ketika sedang membangun bisnis. Bukan mustahil  Anda harus bekerja keras ditahun-tahun pertama bisnis Anda, tapi jika Anda sudah mulai bisa memetik hasilnya masa panen adalah masa kebebasan Anda.

Siapkanlah diri Anda untuk benar-benar menjadi seorang bussiness owner, bukan lagi karyawan yang selalu meminta bayarannya setiap selesai melakukan kerja. Sebagai seorang pemilik bisnis, Anda mungkin tidak langsung menerima bayaran karena memang Anda tidak perlu bayaran. Tanamkan dalam diri Anda, bahwa Anda adalah seorang pemilik bisnis dan akan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan bisnis Anda sendiri. Yakinlah bahwa Anda akan memasuki masa panen yang berlimpah hasil dari kerja keras Anda beberapa tahun ini.


Bonus-bonus MCI : rate 2014

1. Bonus penjualan langsung


-Id single dan Id reward 1 poin (id1p) = bonus penjualan langsung 200rb (naik dari sebelumnya 100rb).

-Id reward 2 poin (Id2p) = bonus penjualan langsung 300rb (naik dari sebelumnya 100rb).

2. Bonus Level 

Setiap terjadi pertambahan 1 member kanan, 1 member kiri di setiap levelnya = Rp 500rb
*hanya 1x mendapat 500rb perlevelnya.

3. Bonus Pasangan

Setiap penambahan member 1 kiri, 1 kanan (1 pasang) = Rp 50rb
*10pasang pertama produk, 100 pasang kemudian uang.
(Flush out/maksimal = 14 pasang/hr)
pasangan yang terbentuk tidak harus seimbang.

4. Bonus Cycling 

1 cycle = 2 pasang = 50rb/cycle
Terjadi penambahan member 2 kiri, 2 kanan.
* 5 cycle pertama produk, 50 cycle kmudian uang.
(Flush out/ maksimal 7 cycle/hr)

5. Bonus mega Matching 

Saat downline mendapat bonus pasangan , kita mendapat bonus mega matching (6 generasi), dengan rincian:
* gen 1 = 25 %
* gen 2 = 25%
* gen 3 = 25%
* gen 4 = 10 %
* gen 5 = 10 %
* gen 6 = 10 %
(Sebelumnya hanya 3 generasi, sekarang 6 generasi)


secara lebih jelas bisa melihat bagan ini.

Inilah 10 Kesalahan Dalam Berbisnis MLM

Peran distributor sangat penting dalam perusahaan MLM. Distributor adalah 'nyawa' dalam setiap perusahaan MLM, walaupun masih ada faktor lain yang ikut menentukan seperti marketing plan yang powerfull dan manajemen perusahaan yang kuat. Dari distributorlah pelan-pelan masyarakat mulai mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan, dan sebagai imbalannya tentu keuntungan/ bonus bagi para distributor.

Tetapi perlu diingat juga, ada beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan oleh distributor, berikut pembahasannya:

1. Jangan berlebihan dengan potensi income 
Terlalu membesar-besarkan potensi penghasilan membuat orang berharap secara berlebihan. Memang benar, banyak jutawan lahir oleh bisnis MLM. Namun faktanya kurang dari 10 persen saja distributor yang full time menjalani bisnis ini. Mayoritas orang menjalankan MLM sebagai usaha sambilan. Jadi, ekspetasi penghasilan dari bisnis MLM sebaiknya dibuat serealistis mungkin yang besarannya tak beda jauh dengan penghasilan kerja. Asumsinya, penghasilan ini dipakai sebagai tambahan atas penghasilan kerja tetap. Fakta di lapangan, banyak distributor yang awalnya berlebih berharap dapat uang besar, sebentar kemudian kecewa dan minggat dari MLM. Sponsor yang merekrut dengan janji penghasilan yang muluk-muluk seringkali kehilangan kredibilitasnya dalam waktu singkat. Jadi berikan harapan, bersikaplah positif, dan sekaligus realistis.

2. Jangan hanya mengandalkan sistem 
Aktivitas rekrut cenderung ditumpukan pada sistem kompensasi (marketing plan) yang dianggap paling unggul dan menjamin kesuksesan. Namun fakta historis gamblang menyatakan bahwa tidak ada satu perusahaan MLM pun yang sukses dengan sematamata mengandalkan diri pada sistem kompensasi. Tentu saja memiliki sistem kompensasi yang menyediakan insentif-insentif menarik itu perlu. Namun sistem kompensasi yang ‘terlalu menggoda’ seringkali merupakan ‘penambal’ bagi produk yang kurang bagus dan lemahnya manajemen. Sistem semacam ini biasanya tidak melanggengkan keberlangsungan bisnis perusahaan maupun distributornya. Jadi, syarat utamanya tetap produk berkualitas, manajemen yang kuat, dan visi bersama yang bisa bagus. Jadi, pelaku MLM harus lebih memperhatikan unsur-unsur tersebut daripada berkonsentrasi pada keajaiban sistem.

3. Jangan asal ikut tren 
Orang suka kepincut dengan produk-produk tertentu yang lagi ngetren habis. Namun cerita seperti itu hanya berlangsung singkat. Kadang sebuah perusahaan MLM bisa sukses oleh momentum produk yang tepat serta dukungan product line yang solid. Namun sejatinya ini jarang terjadi. Sejarah MLM dipenuhi dengan produk-produk yang mengacu pada tren sesaat, tapi tidak semua mendulang sukses. Jadi, carilah produk yang solid dan masuk akal, terutama sekali produk yang ada pasarnya dan benar-benar dibutuhkan konsumen.

4. Jangan berpikir jangka pendek 
Sama seperti bisnis-bisnis bernilai dan serius lainnya, MLM perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang. Jika Anda mencari sukses jangka pendek, itu berarti Anda sedang menanam benih kegagalan. Jangan mengharap hasil cepat sekurang-kurangnya dalam enam bulan pertama Anda menggeluti bisnis ini. Mereka yang sukses di MLM umumnya telah cukup bekerja keras membangun jaringan dan punya visi jangka panjang. Ekonom Milton Friedman mengatakan, “Masa depan lebih panjang dari masa sekarang”.

5. Mesin uang? 
Bukan! Seringkali kita dengar rencana bisnis yang diakui sebagai mesin uang. Prospek diindoktrinasi, “Anda tidak perlu menjual apapun. Cukup buat daftar prospek dan uang akan datang sendiri ke rekening Anda!” MLM bukan mesin uang dan bukan mesin rekrut. MLM adalah sebuah bisnis yang serius. Distributor yang sukses harus menguasai produknya, mengenal betul konsumennya, tahu visi-visi perusahaan, dan siap bekerja keras untuk mencapai tujuan. Jadi, konsentrasi pada pondasi bisnis yang kuat dan lupakan mesin uang, dan bisnis Anda berpeluang menjadi lestari.

6. Margin profit tinggi 
Sering pula distributor digoda dengan sistem kompensasi yang melebih-lebihkan potensi income, hal mana ditujukan untuk mengangkat produk yang ditawarkan. Perusahaan dengan produk berkualitas baik sah saja menetapkan harga lebih mahal, dan dengan demikian bisa membayar komisi penjualan lebih besar. Pengalaman mencatat, perusahaanperusahaan MLM besar mampu bertahan dengan cara fokus pada produk berkualitas bagus, terpercaya mutunya, dikonsumsi dan dibutuhkan konsumen, seperti produk nutrisi, perawatan pribadi, dan perawatan rumah tangga. Jika produk MLM mudah dicari pembandingnya di ritel, maka agak sulit bagi perusahaan meraih cukup margin profit untuk membayar komisi yang tinggi. Sejumlah servis atau jasa nampak punya masa depan di industri ini. Namun pemasaran jasa seperti telekom dan internet nampaknya hanya menghasilkan margin profit yang kecil. Keduanya memang bagus dan dibutuhkan. Namun distributor yang bergerak pada produk seperti ini harus mencari jumlah konsumen yang lebih besar untuk bersaing dengan hasil yang didapat oleh produk bermargin profit tinggi.

7. Jangan abaikan reputasi perusahaan 
Rasio keberhasilan di MLM tak beda jauh dengan bisnis skala kecil lainnya. Mau tidak mau, ada angka kegagalan yang berarti. Jika Anda mencari peluang lebih besar untuk sukses, pilihlah MLM dengan track record (reputasi) yang teruji. Lebih bagus jika perusahaan tersebut telah beroperasi sekurang-kurangnya setahun dan dibuktikan dengan manajemen perusahaan yang berkualitas. Tapi, benarkah peluang sukses bisa diraih oleh mereka yang bergabung lebih awal? Yah, kadang-kadang sih ada benarnya. Namun “ground floor opportunity” atau kesempatan awal tidak ada nilainya jika pondasi bisnis rapuh. Jika Anda tipe orang yang punya nyali besar dan siap ambil risiko berusaha — baik secara finansial maupun psikologis— kalau misalnya MLM baru yang Anda pilih tersebut tutup, setidaknya lakukan telaah seksama atas orang-orang di belakang perusahaan tersebut (pendiri maupun manajemen puncaknya). Kaji pula catatan sukses mereka di bisnis sebelumnya dan bicaralah dengan distributor lain yang juga masuk lebih awal.

8. Hindari inventory loading 
Perusahaan yang menginginkan ‘front-load’ dalam jumlah besar dari distributornya jelas menuntut investasi uang tunai yang besar pula. Hindari! Dengan berbagai kemudahan komunikasi dan distribusi saat ini, distributor tidak seharusnya diminta investasi terlalu besar. Praktek inventory loading semata ditujukan untuk menghimpun dana besar guna membayar komisi yang tinggi kepada para heavy hitters. Para heavy hitters ini fokusnya pada rekrut anggota baru. Program semacam ini biasanya merupakan skema piramid terselubung. Saat rekrut melambat, peluang bisnisnya pun memudar. Jadi, bergabunglah dengan perusahaan yang menetapkan investasi yang moderat dan kebiasaan order yang rasional. Yang terakhir ini lebih berdimensi long term daripada yang memaksakan front load besar.

9. Jangan jadi kutu loncat 
Katanya, jika satu itu baik, maka dua dan seterusnya pasti lebih baik, benar? Salah! Apapun mitos yang Anda dengar, sangat-sangat sedikit distributor yang bisa sukses dengan memegang sekaligus beberapa program MLM. Sejarah MLM mencatat, deretan kisah sukses lebih diisi para distributor yang komit dan loyal pada sebuah program dibanding para kutu loncat. Walaupun memang tidak mudah untuk fokus pada produk atau program tertentu. Namun mayoritas distributor sukses menekuni bisnis ini secara full time, berhati-hati dalam memilih perusahaan yang tepat, lalu bertekun pada perusahaan tersebut.

10. Jangan berpangku tangan 
Tidak cukup hanya memilih perusahaan yang tepat, menelepon teman untuk bergabung, lalu berharap dapat income besar. Distributor yang sukses adalah mereka yang secara konsisten merekrut, menjual, lalu menginvestasikan kembali hasilnya bagi pengembangan bisnisnya. Orang sering memperbincangkan kebebasan finansial di bisnis ini. Namun kebebasan finansial tidak akan terjadi jika Anda hanya berpangku tangan. Sama seperti bisnis-bisnis serius lainnya, sukses di MLM butuh investasi, kerja keras, dan konsistensi. Jadi, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung pengembangan bisnis Anda mulai sekarang. Jangan lupa, hindari segala kesalahan yang sudah Anda kenali bentuknya.* 

#sumber: apli